Mazhab yang Memerdekakan

Selama kita masih tergantung pada mazhab, sekte, aliran asing yang diimpor secara bulat-bulat, yang harus sepaket dengan segala warisan kebencian dan dendam para penciptanya, maka Indonesia tak akan bisa tenang dan damai walau katanya sudah lama merdeka.
Baca Selengkapnya..

Sepertinya Overdosis Sosmed

Semakin kesini kok semakin malas berpikir. Lihat berita menarik, langsung klik share. Kalaupun komentar sedikit,  ujungnya tetap share. Tombol untuk mensosialisasilan apapun jadi fokus utama dari kegiatan online.

Jadinya seperti buruh rendahkan di institusi pendidikan komersial yang kerjanya hanya meneruskan informasi. Sama-sama tanpa dicerna. Bedanya adalah mereka dibayar dan tampak keren,  saya tidak.

Parahnya, baru klik share,  atau like,  sudah datang lagi gelombang informasi yang tak akan ada habisnya. Dan saya terus mangap, melahap semuanya dengan tatapan kosong.

Hari-hari yang mestinya meditatif dan kreatif berubah jadi hari sibuk tak jelas. Kebanjiran informasi. Seperti orang yang tak sadar makan terus dengan buasnya, terus menelan apapun hingga perut tak sempat mencerna. Sukses obesitas tanpa ada energi yang sampai ke otak, habis untuk jadi timbunan lemak…  Eh…  Timbunan informasi tak berguna.

Waktunya kembali ke ruang nakhoda. Terlalu lama tak pegang kendali.

Review ASUS Fonepad K004

Tak sengaja nemu Asus Fonepad K004 (ME371MG). Varian ini sebelumnya tidak saya temukan di beberapa toko online yang saya jelajahi. Akhirnya naksir langsung tebus seharga1,83 jt. Padahal tadinya cuma cari adaptor untuk netbook, untung tokonya lebaran.
image

Memang perlu jeli dalam memilih karena Asus mengeluarkan banyak varian yang semuanya disebut Fonepad. Yang selama ini ditawarkan di berbagai lapak online itu belum IPS tapi dual Sim, harga 1.45 jt. Tanya spg di real life ternyata ada juga yang cuma wifi dengan harga absurd, lebih dari 3 jt.

Setelah pakai 3 hari+, hasilnya puas. Barangnya sesuai harga, murah meriah bahagia.

Touch screennya betulan multi touch sampai 10 jari sekaligus, untuk buka klikbca mobile yang menunya mikroskopik terkutuk dan tak boleh dizoom itu tetap nyaman. Biasanya perlu usaha pakai kelingking, sekarang pakai jempol pun tetap akurat. Tampilan layar juga udah nyaman dilihat, konon karena IPS memang bisa dilihat dari sudut lebih luas.

image

GPS mantap sensitif, dari dalam rumah atau mobil berkaca film lebay pun bisa cepat locking (lebih cepat dibanding samsung Galaxy mini dan Nexus 7 wifi). Sudah mampu terima data dari jaringan Glonass , walau di area sini hanya terlihat 4 satelit komunis. Baru nyala saja akurasi sudah 50m, tak perlu bingung lama untuk tahu kita sedang di mana.

image

Baterai puas, asal tidak disiksa game berat bisa awet seharian fesbuk dan e-mail (koneksi wifi, entah kalau hsdpa).

image

Aplikasi sampah yang ditempelkan pabrik masih dalam batas kesabaran. Beberapa malah keren dan berguna. Setelah ditambahi semua aplikasi yang saya butuhkan, RAM 1GB tersisa 60MB tanpa ada peringatan low memory, storage masih sisa 2GB. Jadi sementara ini belum merasa perlu beli memori tambahan… Dan baru kali ini saya pakai Android tanpa kebelet ngeroot.

image

Kamera depan lumayanan, belakang auto fokus dengan kualitas yang menurut saya sudah ok walau tanpa mega pixel bombastis dan lampu blitz. Kucing malas itu dipotret tengah malam mengandalkan cahaya lampu.

Skor Antutu memang bikin minder. Tapi kinerja di alam nyata memuaskan, responsif, mulus nyaris tanpa lag.

image

Sayang tak sempurna, ada juga jeleknya: Fisik tidak rapi di bagian tutup sim card yang merangkap sebagai antena 3G. Dari belakang jadi kelihatan murahan, cacat salah desain. Untuk yang sayang gengsi wajib ditutup softcase. Sim juga ukuran mikro, terpaksa kartu AS saya dipotong, pasti susah kalau mau dipasang balik ke hp lama. Dan belum ketahuan caranya bisa pasang BBM di benda ini.

TLDR: Tak sampai 2 juta sudah dapat tablet yang bisa dipakai telpon dan sms, bergaransi setahun dari pabrikan Asus. Bisa nonton floating video sambil chat dll secara bersamaan. Dapat Chip GPS sensitif, pasangi aplikasi gratisan macam Osmand atau Waze saja sudah menjauhkan kita dari kesesatan yang nyata. Layar IPSnya nyaman untuk kita pakai untuk baca buku, GPU nya juga lumayan untuk game dan nonton video.

* Ditulis dengan WordPress for Android di Asus Fonepad K004, oleh seorang newbie yang bertahun-tahun menggunakan Galaxy Mini sebulan pakai Nexus 7 dan sempat colak-colek beberapa Android canggih buatan para pabrikan baru.

Memanjat Antena Parabola

Jadi tadi emak mengeluh, tiap malam atau tiap kali hujan, TVnya nyaris tak berfungsi. Stasiun favoritnya berubah jadi layar biru. Banyak stasiun tak tertangkap lagi.

Saya sebenarnya malah bersyukur. TV yang seringnya menampilkan program sampah itu sebaiknya dijual saja sekalian. Tapi ya tetap saya periksa.

Perkabelan dan koneksi oke. Kotak entahapanamanya juga tampak baik tanpa bau hangus. Lalu saya urut sampai belakang. Ternyata parabola telah berubah jadi tampah yang penuh dengan rontokan daun pohon sekitar.

Apa hubungannya daun dengan sinyal? Bukankah daun tembus sinyal? Iya mudah kalau kering kerontang. Tapi saat basah, itu daun jadi lebih sulit ditembus. Makin sulit kalau daunnya berlapis-lapis.

Saya pernah nyasar agak parah sewaktu masuk belantara pohon karet setelah hujan. Walau langit sangat bening, GPS yang mestinya jadi penyelamat malah gagal locking karena sebab serupa, terhalang daun basah yang rimbun. Padahal waktu panas terik mudah saja akurat sampai 5 meter. Ah, ini tentu sok tahu saya saja otak atik gatuk, supaya tampak pintar. Padahal belum googling penjelasannya.

Jadi saya pun manjat-manjat, berbekal sapu lidi menyingkirkan semua kotoran itu. Badan dipaksa bergerak ke berbagai postur yang tak biasa demi terlaksananya misi sambil menghindari pecahan kaca dan tanpa terjatuh. Paha harus diangkat-angkat sampai menggencet perut yang usianya sudah tiga puluhan. Tangan harus menggelantung sambil akrobat membersihkan, sedemikian rupa agar semua selamat termasuk parabolanya.

Baru separuh bersih, sudah terdengar teriakan bahwa teori saya terbukti benar. TV mulai berfungsi kembali. Saya yang mulai diserang malas jadi semangat lagi.

Selesainya badan lumayan berkeringat. Otot yang tersiksa tampak mekar dan saya merasa lebih muda beberapa tahun :)

Gila ya, padahal cuma mau cerita kalau tv ngeblank, cek antena. Tapi panjang sekali ceritanya. 

Sekian. Ini sebenarnya sambil mencoba aplikasi wordpress untuk android di tablet pinjaman dari mbak seksi kecamatan sebelah. Ternyata asik banget, saya nulis cuma pakai dua jempol aja bisa terlalu panjang begini. Semoga yang baca tidak (terlalu) menyesal :p

Btw, sekarang saya agak menyesal. Polusi dari sinetron dan tv sekelas TV One akan kembali meracuni rumah, untung saja tak lagi ditambah YKS.

Sebaiknya saya segera pulang ke Bogor.

Saya pindah dulu, sempatkan mampir yaa :)

WordPress.com adalah platform terbaik untuk ngeblog, saya tidak membantah itu. Dashboard nyaman, komentar mudah, anti spam super, following gampang sampai broadcast update otomatis ke setiap jejaring sosial membuat posting apapun dengan mudah terekspos di mesin pencari dan mendapat traffic. PLUS: WordPress menyediakan aplikasi untuk smartphone, sehingga dari manapun kita bisa manage blog dengan nyaman, dari mana saja. Saya sudah coba versi androidnya, menyenangkan banget.

Tapi semua itu tidak menghalangi saya untuk pindah rumah dulu ke blogspot. Tenaaang, bukan karena saya bermutasi jadi blogger komersil yang tega memajang segala iklan MLM atau segala hal yang akan menyakiti mata dan kantong anda… Di blogspot juga akan tetap non komersil dan adfree. Kepindahan sementara ini hanya karena sedang ingin berpetualang saja, biar merasa awet muda, haha.

Sudah ada beberapa konten yang bisa dipakai cemilan sambil menikmati segelas teh atau kopi:

  1. Surat untuk Master Abu Bashir: Surat yang ditujukan untuk Mbah Abu Bakar Ba’ashir yang terkenal itu.
  2. Jangan ganggu teman imajiner saya: Tulisan bukan curcol tentang tidak perlunya usil pada keyakinan orang lain, selama orang itu tidak mengganggu/memaksakan keyakinannya.
  3. Pernikahan yang katanya penuh hikmah: Untuk Anda yang gelisah belum dapat jodoh, dan makin stress gara-gara bacotan orang-orang sok bijak yang mempromosikan betapa penuh hikmahnya menikah itu. Daripada anda cari pelarian ga bener, mending baca ini dulu, telanjangi promosinya.
  4. Ya Allah, tahlilan itu menyebalkan: Surat terbuka untuk Allah, sudah lama dikirim, sampai sekarang belum ada respon.
  5. 3 Tips Jadi Perokok Keren: Tanpa satir, tanpa sarkas, murni petunjuk sederhana yang perlu dipromosikan oleh industri rokok agar umatnya mampu merokok secara keren. Mohon disebarkan ke seluruh perokok sejagat raya.
  6. Pembenaran Rektor soal Beasiswa dan Sponsor Rokok: Anda gelisah karena korporasi rokok dibiarkan mensponsori berbagai kegiatan pendidikan termasuk memberi beasiswa? Penjelasan rektor ini akan mencerahkan dan menentramkan jiwa anda.

Kalau sempat mampir yaaa… agar saya tidak terlalu kesepian :)

Terlalu Dewasa Untuk Memuja Kelamin

Kapan nih kita ketemuan? Udah lama tidak memuja kelamin bareng-bareng..

Bukankah kita sudah terlalu dewasa untuk itu?

Terlalu dewasa untuk memuja kelamin? Lu masih normal kan?

Ya masih. Tapi kita sudah dewasa, memuja-muja itu kan bagi mereka yang belum cukup umur.

Maksud lu?

Baca Selengkapnya..

5 Pertanyaan Tentang Ulama dan Pesan Sponsor

  1. Jika saya adalah seorang kapitalis bukan yahudi yang kaya raya dari jualan barang adiktif yang merusak kesehatan, bagaimana hukumnya itu kekayaan yang saya miliki, halal atau haram?
  2. Bolehkah atau pantaskah jika sebagian kekayaan itu digunakan untuk mensponsori kegiatan dakwah agama?
  3. Jika boleh, bolehkah saya menyumbang agama dengan uang hasil jualan narkoba, atau hasil korupsi?
  4. Apa pantas ulama yang baik mempromosikan sebuah brand yang cari uang dengan menjual produk yang merusak kesehatan?
  5. Kalau tidak secara langsung gimana hukum dan etikanya? Misalnya saya punya pabrik candu merek PUTAWALAH yang terkenal ke seantero jagat sebagai pabrik candu paling nasionalis karena paling banyak mempekerjakan kaum miskin sebagai kuli (sekaligus sebagai konsumen setia). Semua orang tahu kalau Putawalah pabrik candu, otak masyarakat sudah mengasosiasikan kata Putawalah = Candu surgawi. Nah, suatu hari saya bikin “PUTAWALAH Foundation” yang saya akui tak punya kaitan sama sekali dengan pabrik candu. Kegiatannya bagi-bagi beasiswa dan menyeponsori berbagai kegiatan termasuk agama. Entah kenapa, kata “Putawalah” sengaja saya tulis lebih mencolok di setiap penampilan, padahal saya tulus ndak niat iklan sama sekali. Nah, jika saya ingin iklankan yayasan saya itu di rumah ulama, hukumnya gimana? Apakah ulama yang baik akan merestuinya? Bukankah itu sama saja mempromosikan brand PUTAWALAH secara terselubung dan mendukung kelestariannya?

Pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya berawal dari bisingnya masjid.

Lho, kok bisa?

Jadi ceritanya sore tadi, seperti biasa saya terganggu oleh ritual TOA sebelum magrib. Saat itu beberapa orang di beberapa masjid yang berbeda tapi lokasinya berdekatan, dengan sengaja dan bersama-sama melawan anjuran Quran 7:55 dan 7:205, mereka justru melakukan kebalikan dari apa yang dianjurkan: Memamerkan puja-puji terhadap Allah secara sangat berlebih-lebihan, dengan TOA yang disetel keras sekali sampai mengganggu warga sekitar.

Terpikir untuk untuk mengadukan masalah itu pada MUI.

Sialnya, walau sekarang sudah tahun 2012, situs Majelis Ulama Indonesia belum mau menyediakan halaman tanya jawab… yang bisa dimanfaatkan umat untuk bertanya. Masih khas ulama jadul, satu arah, cuma ingin didengar tanpa mendengar. Yang terkesan si begitu, hehe.

Lalu saya ingat almarhum Gus Dur, saya ingat dulu jaman beliau jadi presiden berani gelar open house dan merakyat banget, berani dengar keluhan dan pertanyaan dari rakyat. Konon beliau pemimpin NU, nah, mungkin situsnya NU juga lebih merakyat dan lebih dekat dengan umat.

Lagi-lagi saya sial, tidak ada juga halaman untuk umat mengajukan pertanyaan. Bahkan ketika saya memaksakan diri untuk titip pertanyaan di artikel  “Hukum Bersetubuh Bersama-sama”, hasilnya cuma tampilan “parsel error” dan pertanyaanpun gagal diajukan.

Cari-mencari, akhirnya saya melihat ke bagian header dan JREEENGG!!!

Iklan di kanan atas itu, masih terkait rokok kan?

Tampaklah itu Djarum Foundation iklan banget di header situs ulama. Dan muncul deh pertanyaan-pertanyaan seperti barusan.

Karena tidak menemukan tempat bertanya, akhirnya saya tulis saja semua pertanyaan itu di sini. Cuma bertanya lho, tidak usah tersinggung, apalagi menuntut saya dengan hukuman seumur hidup karena pencemaran nama baik.

Semoga pertanyaan-pertanyaan tersebut bermanfaat dan dapat terjawab, sehingga dapat membantu meningkatkan daya kritis umat, agar tidak terlalu mudah dibodohi oleh pihak-pihak yang sangat berorientasi profit hingga bersedia mengorbankan apapun demi duit..

Amin.

Jadi sekarang kita harus mengadu kemana nih soal penyalahgunaan TOA?