Mazhab yang Memerdekakan

Selama kita masih tergantung pada mazhab, sekte, aliran asing yang diimpor secara bulat-bulat, yang harus sepaket dengan segala warisan kebencian dan dendam para penciptanya, maka Indonesia tak akan bisa tenang dan damai walau katanya sudah lama merdeka.

Banyak anak yang dilahirkan sebenarnya hanya distempel sebagai Islam  tanpa embel-embel. Mereka tumbuh tanpa peduli apakah dirinya Sunni, Syiah, Ahmadiyah, HTI,  FPI atau PKS. Bagi mereka yang sebatas “Islam” ini yang penting hanyalah beribadah dan selalu berusaha menjadi rahmat bagi sekitarnya. Lalu kini, tiba-tiba sebagai Islam saja tak cukup. Sekarang jadi penting apa sektenya, apa mazhabnya, supaya tidak dimusuhi orang-orang paling suci di MUI dan diusir dari kampung halamannya. Label membuat lebih jelas mana kawan dan mana lawan yang harus dimusuhi sesuai selera para pemuka mazhab.

Islam kamu apa? Aku Islam Sunni, kamu apa,  Syiah ya? Musuh!  Eh dia Islam Liberal! Kita musuhi bareng yuks! Oh wait, itu ada agama lain!!  Kita semua mending sekongkol dulu musuhi dia yuuk?!

Segala aliran impor beserta segala produk turunannya yang selama ini kita konsumsi,  terbukti sering dipakai untuk mengadudomba dan menyia-nyiakan ernergi kita orang Indonesia.

Sementara rakyat sibuk berkelahi, para ulama pengadudomba panen gaji provokasi, jenderal-jenderal anti terror menikmati dana tak terbatas dari setiap terror yang dibiarkan sukses meledak, elit birokratnya bebas korupsi tanpa ada yang sempat mengawasi,  dan industri senjata,  keamanan serta alat kesehatan mengeruk duit dari setiap pertikaian yang sukses meledak.

Lalu bagaimana?

Idealnya sih, silakan impor apapun, silakan copy agama apapun dari luar. Tapi label dan tetek bengek permusuhan dan segala kebencian harus ditinggalkan di negara asalnya.

Tapi kan segala bundel paket rusuh tersebut sudah telanjur masuk dan beredar sejak lama. Banyak warga memang suka dan butuh produk seperti itu.

Berarti kita perlu pilihan baru. Indonesia perlu Mazhab sendiri. Mazhab Indonesia. Apapun agamanya, mazhabnya Indonesia.

Negara bisa secara resmi menciptakan Mazhab baru itu. Lengkap dengan segala kekhasan yang lebih sesuai dengan kepribadian Indonesia,  yang lebih mendukung terciptanya Indonesia damai yang cerdas, kreatif, demokratis dan sejahtera.

Dengan begitu generasi selanjutnya akan punya satu lagi pilihan yang lebih baik. Warga yang sudah bosan dengan Mazhab lama-nya yang tercemar warisan permusuhan dan  kebencian, bisa pindah ke Mazhab yang damai yang resmi dan asli produk dalam negeri. Bisa dipeluk tanpa perlu khawatir jadi kafir lalu darahnya halal dan disembelih oleh para tetangga, karena kan masih tetap beragama dan berKTP Islam.

Suatu hari nanti tak ada lagi orang bingung ketika ditanya kamu Islam apa? Karena bisa jawab dengan bangga dan membusungkan dada: “Saya Islam Indonesia, sudah bebas dari warisan kebencian dan dendam kesumat, sudah siap menjadi rahmat untuk semesta.”

What?!  Nambah satu lagi kepingan, bukankah itu juga memecah-belah?

Lha pecahan baru ini kan dirancang bukan untuk mengadudomba atau sekedar mengelompokkan orang dalam gerombolan basi yang semangat hidupnya  mengandalkan rasa dimusuhi dan memusuhi kaum liyan.

Bagaimanapun banyak manusia masih belum merdeka, masih perlu mengidentitaskan diri dengan aliran, mazhab, sekte atau apapun itu yang dia kira suci dan dapat dijadikan pegangan. Dan itu ceruk pasar masihlah maha besar. Padahal produk yang menguasai pasaran selama ini telanjur dibundel dengan segala kebencian dan warisan permusuhan. Nah, produk baru yang diusulkan ini justru bertujuan untuk membebaskan manusia dari segala penyakit warisan tersebut. Sambil terus melestarikan dan mengembangkan ajaran yang baik.

Tapi…  Birokrasi untuk melahirkan Mazhab baru itu akan serumit apa ya? Pasti muncul ketidakrelaan dari para pemeluk dan penjual mazhab lama yang ingin melestarikan anunya.

Usulkan ke menteri agama yuk!? Semoga tahun depan kita bisa merayakan kemerdekaan dari segala permusuhan impor dan segala produk sok suci yang membawa banyak mudharat.

Salam Indonesia

Tag:, , , ,

Tinggalkan komentar