Tag Archive | evolusi

Cara Keren Membela Agama Yang Bermanfaat

Dulu sekali, saya pernah dengar bahwa agama bisa dipasarkan dengan membagikan makanan. Dengan iming-iming mie instant, orang dengan mudah bisa diajak untuk berpindah agama.

Kemarin saya dengar lagi, ada orang yang pindah agama karena dimodali untuk usaha bakso. Konon dagangan baksonya juga lumayan sukses, dari melarat tak punya apa-apa, kemudian bisa hidup berkecukupan.

Bagi saya, membuka kesempatan usaha dan bantuan modal itu keren. Lebih keren dari sekedar memberi makanan, cuma mie instant pula. Sayangnya trik tersebut hanya dipakai untuk merekrut anggota baru. Itu mengingatkan saya pada operator seluler yang tarif nol rupiahnya hanya memanjakan pelanggan baru tapi tak boleh dinikmati oleh pelanggan lama.

Bagaimanapun, ini adalah perkembangan bagus. Dari sekedar menawarkan “ikan”, berkembang jadi menawarkan “kail”. Dari memperdayai manusia, mulai bergerak ke arah memberdayakan manusia.

Perkembangan yang baik ini harusnya mendapat pengarahan dan dukungan penuh dari kementrian Agama.

Pengarahan? Dukungan? Maksud lu, Guh?

Ya, supaya jangan sekedar jadi ajang promosi untuk merayu member baru. Umat setia yang sudah lama memeluk juga harus ikut menikmati.

Caranya?

Kementerian agama bisa bikin kompetisi terbuka. Setiap tahun bikin award untuk agama dan agamawan yang paling berhasil memajukan umatnya. Ya gimana caranya lah supaya para agamawan sibuk berlomba memprovokasi umat untuk maju dalam ekonomi, sains, teknologi maupun kesadaran.

Persaingan seperti ini akan mengarahkan energi religius umat dan agamawan ke arah yang positif. Energi yang tadinya terbuang sia-sia untuk tersinggung, marah, mengkafirkan atau menghalalkan darah, dapat diarahkan untuk hal-hal yang jauuuh lebih bermanfaat.

Jika kompetisi sukses tersosialisasi dan semua mengikuti, para agamawan tak kan punya waktu lagi untuk membuat permufakatan jahat demi menyingkirkan golongan lain lewat perbuatan-perbuatan keji. Tak punya waktu lagi untuk merencanakan terror dengan alasan membela agama. Semua akan terlalu sibuk berkreasi dan berkarya demi membuktikan bahwa umatnya yang paling maju berkat bimbingan agama yang paling membawa kebaikan. Jika di dunia sudah terbukti paling berkah, umat juga bakal lebih mudah percaya pada janji apapun yang baru terbukti di akhirat sono.

Konon Tuhan pernah bersabda: Kalau di dunia buta, di akhirat juga bakal buta. Bagi saya itu simbolis saja, karena gak mutu banget Tuhan yang keji pada orang cacat. Jadi Tuhan pasti setuju kalau saya bilang bahwa itu sabda maksudnya: Mereka yang di dunia membabi buta, di akhirat nanti juga sama. Begitu pula agama yang di dunia bikin susah rusuh madesu, nasib umatnya di akhirat juga sama aja. Sabda itu jelas untuk memperingatkan manusia agar hati-hati dalam mempercayai mulut mulut agamawan. Hati-hati dalam membabibuta meyakini perkataan orang yang hobi mengatasnamakan agama atau tuhan.

Awalnya mungkin saja kompetisinya berjalan norak. Setiap agama hanya berlomba untuk mensejahterakan umatnya sendiri sambil menganaktirikan golongan lain.

Tapi tak akan selamanya. Sebab tidak hanya cara promosi yang bervolusi, cara umat menilai juga pasti berevolusi.

Akan terjadi seleksi hingga yang tersisa hanyalah agama-agama yang percaya diri. Agama yang bersih dari sifat manja, yang tidak gampang tersinggung atau gampang merasa ternodai. Agama yang tersisa hanya yang memberdayakan umat, bukan yang memperdaya. Yang mencerdaskan dan memajukan, bukan yang membodohi dan mengadudomba. Dan di posisi juara sejati, pastilah sebuah agama yang membawa berkah bagi semesta alam. Agama yang berkahnya luas,  tidak sebatas memberkahi penganutnya saja, tapi juga memberkahi umat agama lain, bahkan yang tidak beragama dan anti agama sekalipun.

Agama yang kolot sensi manja pemarah, ngajak terror dan mengadudomba akan dilupakan dan jadi fosil tak berguna. Tercatat sebagai sejarah kelam umat manusia.

Itulah saat dimana para ateis, agnostik dan siapapun yang suka mengolok-olok agama akan gigit jari sampai giginya retak. Mereka akan terpaksa mengakui kenyataan bahwa agama ternyata bisa membawa kebaikan, bahkan malah mengakselerasi kemajuan umat manusia.

Gimana, gimana, gimana? Menurut Anda, ide macam ini bisa dong diusulkan ke menteri agama?

Beda tingkat Pemahaman

Seperti halnya tubuh, pemahaman pikiran tentang segala hal juga terus tumbuh.

Contoh…

  1. Pada awalnya kita begitu lugu dan polos. Bisa berteman dan beramah tamah dengan semua orang, tanpa peduli latar belakangnya.
  2. Setelah mendapat pendidikan agama kita mulai berkembang, bisa memilah mana teman yang kafir, mana yang seiman. Tapi tetap bisa berteman secara wajar.
  3. Semakin pemahaman kita berkembang, kita mulai memahami kenapa kita harus mewaspadai, mencurigai dan membenci siapapun yang tidak seiman. Kita mulai memilih yang seiman, dan jika tidak bisa mengubahnya, kita dapat menyingkirkan yang tak seiman.
  4. Pada tingkat pemahaman yang lebih tinggi lagi, kita bisa membenci, bahkan membantai orang tidak seiman karena (di belahan bumi yang lain) orang-orang yang tidak seiman sudah menganiaya dan membunuhi orang yang kita anggap seiman. Kita bahkan melakukannya dengan senyum sambil merasa sudah membela Tuhan dan Agama.

Semakin jauh perbedaan tingkatnya, maka akan semakin sulit untuk saling memahami.

Dulu saya menduga bahwa kesulitan ini selalu dialami oleh pihak yang pemahamannya lebih rendah. Saya membayangkan anak TK yang akan sulit memahami pemahaman mereka yang sudah Mahasiswa. Saya salah. Ternyata Mahasiswa pun tak selalu berhasil memahami jalan pikiran anak TK. Jangankan yang berbeda level, sesama Mahasiswa saja sering sulit paham.

Banyak orang ‘lupa’ bahwa mereka pernah ‘berkubang di dalam comberan yang sama’. Tidak ingat jika dirinya juga pernah berada pada tingkat pemahaman (yang sekarang dianggapnya rendah) dan begitu betah berlama-lama disana.

Tidak hanya betah, tapi saat diingatkan juga membangkang karena merasa dirinya lebih benar dari yang mengingatkan. Kadang justru yang masih berkubang menarik paksa orang-orang yang sudah bersih, dengan niat dan semangat menolong.

Sebenarnya siapa yang lebih tinggi? Siapa yang lebih benar? Mana yang lebih berkembang? Bahkan dalam mengurutkan 4 poin yang dijadikan contoh diatas pun kita bisa tidak sepaham. Dan untuk sedikit memperumit… Sang Dualisme sialan telah menyediakan kebalikan dari setiap keadaan, seperti mundur untuk maju dan susut untuk kembang.

Selamat tidur.

– – – – –

*Tulang Bawang – hampir setengah 3 pagi, tak lama setelah menamatkan Dragon Ball Z Saga bajakan.*