Tag Archive | tuhan

Terlalu Dewasa Untuk Memuja Kelamin

Kapan nih kita ketemuan? Udah lama tidak memuja kelamin bareng-bareng..

Bukankah kita sudah terlalu dewasa untuk itu?

Terlalu dewasa untuk memuja kelamin? Lu masih normal kan?

Ya masih. Tapi kita sudah dewasa, memuja-muja itu kan bagi mereka yang belum cukup umur.

Maksud lu?

Baca Selengkapnya..

Dakwah Jumat: 4 Penyebab Rumah Ibadah jadi KORUP

Tadinya saya ingin menulis tentang langkah berani para anggota dewan perwakilan yang mulai ngeblog. Tapi karena blog mereka masih saja kosong (sekosong apa hayo?), maka saya yang religius, berbau agama dan memancarkan cahaya iman ini memilih topik lain yang lebih bermanfaat untuk umat di hari jumat. Sebuah dakwah.

Dan inilah dakwah Jumat kali ini: Baca Selengkapnya..

Bernista-nista soal Penodaan

gambaran rasanya dinodai

Kenapa ya ada agama yang pemeluknya mudah sekali merasa nista dan ternodai?

Ya ada lah! Apa sih yang ga ada di muka bumi ini? Orang seganteng dan seseksi gw aja ada kok.

Ok, pertanyaannya gw salah. Gini deh: Kenapa orang beragama di kita mudah tersinggung. Sedikit-sedikit merasa agamanya dinistakan, lalu ngamuk, ngebuly terus merusak. Dan apa yang dapat kita lakukan supaya kekonyolan ini ga terus terjadi?

Jangankan yang beragama. Kalau sesuatu yang lu cintai sepenuh hati dinistai, dinistakan, ternistakan, dan apa lah yang nista-nista gitu… lu yang ga beriman dan ga bertitit juga pasti marah.

Ya iya sih. Kalau obyeknya cowo gw, atau anak, atau apapun yang kita anggap sebagai “milik” kita. Jika sesuatu yang berada dalam kepemilikan dan perlindungan kita terancam, naluri kepemilikan bakal tersulut lah, dan kita bakal bangkit membela properti. Baca Selengkapnya..

Dukung Penertiban Rumah Ibadah

Masih ingat kasus GKI Yasmin? Itu lho Gereja yang dilarang oleh Diani Budiarto sang hyang walikota Bogor.

Sampai kemarin juga masih bermasalah. Sepertinya memang akan dibiarkan berlarut-larut karena Bapak chubby nan tak tegas dari Cikeas tidak tampak bakal melakukan sesuatu yang keras. Mungkin beliau mencontoh prilaku Tuhan yang gemar membiarkan konflik, tidak pernah turun menengahi, terutama ketika semua pihak yang bertikai sama-sama mengatasnamakan namaNya.

Dan konflik sejenis pasti akan terus berulang selama aturannya tidak jelas.

Menurut saya, harus segera dibuat peraturan yang tegas dan jelas serta keras untuk menertibkan rumah-rumah ibadah. Tidak terbatas pada gereja, tapi juga terhadap masjid dan rumah-rumah ibadah dari agama dan sekte apapun. Terhaadp semuanya tanpa pandang bulu.

Harus diatur jarak yang aman dari pemukiman/peradaban, terutama soal berapa besar gangguan yang boleh ditimpakan pada lingkungan sekitar.

Misalnya urusan parkir, mungkin punglinya menyenangkan tukang parkir liar, tapi separah apa kemacetan yang dihasilkan? Harus diatur supaya tidak jadi ajang pamer mobil mewah yang diparkir sampai ketengah jalan.

Juga masalah polusi suara. Sebagian besar umat mungkin yakin bahwa semakin keras kita berdoa maka bakal semakin didengar Tuhan. Tapi kegiatan doa harus diatur agar tidak mengganggu ketenangan atau bahkan merusak kesehatan organ pendengaran warga sekitar.

Dengarkan doaku, Lah!!!

Khusus untuk polusi suara dari rumah ibadah, saya termasuk salah satu korbannya. Kebetulan dibeberapa tempat dimana saya numpang tidur selalu dekat rumah ibadah yang jamaahnya rajin sekali berdoa pakai pengeras suara yang disetel sekeras-kerasnya.

Dari jarak kira-kira setengah kilo meter lebih, menggunakan aplikasi Sound Meter, saya coba ukur berapa desibel polusi suara yang dipancarkan. Ternyata radiasi yang diterima masih lebih dari 70dB. Seorang ibu bahkan dapat berdoa dengan kekuatan lebih dari 80dB nonstop selama lebih dari satu menit. Dan biasanya, acara doa berlangsung lebih dari 2 (dua) jam!!! Betapa sangat amat tidak nyaman di telinga. Bayangkan jika di sekitar rumah ibadah ada warga yang  sakit gigi atau kanker darah dan sangat butuh beristirahat.

Jika punya akses ke gadget ber-Android, cobalah Anda install aplikasi yang dibutuhkan, lalu ukur berapa kekuatan doa yang dipancarkan rumah ibadah sekitar Anda. Semoga nanti bisa kita jadikan masukkan untuk Pak Dian yang sedang bersemangat menertibkan rumah-rumah ibadah. Jika perlu, kita ajukan juga datanya ke DPR plus media mainstream agar dapat segera ditindaklanjuti dan dipublikasi secara nasional.

Yuk, mari kita dukung penertiban rumah-rumah ibadah yang mengganggu kenyamanan dan kesehatan umat manusia.

Link terkait:

– – – – – – –

Btw, gambar ilustrasi dicomot dari Weasel Zippers

Indahnya Keberagamaan

Klik gambar untuk memperbesar

Rencananya, jika natal nanti Jemaat Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin menggelar puji-pujian untuk Tuhan, maka sekitar 2000-3000 massa Keluarga Muslim Bogor (KMB) sudah siap untuk bergabung dan ikut menggelar puja-puji bagi Tuhan di depan bangunan gereja.

Indah sekali bukan? Walau beda agama, beda doktrinasi, beda cara, sering bertengkar, tapi akhirnya sudi menggelar puji-pujian bersama di lokasi yang sangat berdekatan. *terharubiru*

Malam itu pasti akan banyak yang terharu karena fenomena kebersamaan yang sangat tidak biasa. DAN pasti banyak yang bakal terperangah karena agama mulai berubah, yang tadinya cuma pupuk fanatisme, alat pemicu konflik, dan senjata pengalih perhatian mainan penguasa… ternyata mulai berubah menjadi alat pemersatu rakyat !

Keren.

Tuhan pasti juga akan bergembira ria karena bergelimang pujian dari ribuan manusia yang berkumpul  di sana :))

Selamat Natal,
Selamat Tahun Baru,
Semoga kedamaian…
dan akal sehat selalu mewarnai setiap langkah kita
.

Cara Keren Membela Agama Yang Bermanfaat

Dulu sekali, saya pernah dengar bahwa agama bisa dipasarkan dengan membagikan makanan. Dengan iming-iming mie instant, orang dengan mudah bisa diajak untuk berpindah agama.

Kemarin saya dengar lagi, ada orang yang pindah agama karena dimodali untuk usaha bakso. Konon dagangan baksonya juga lumayan sukses, dari melarat tak punya apa-apa, kemudian bisa hidup berkecukupan.

Bagi saya, membuka kesempatan usaha dan bantuan modal itu keren. Lebih keren dari sekedar memberi makanan, cuma mie instant pula. Sayangnya trik tersebut hanya dipakai untuk merekrut anggota baru. Itu mengingatkan saya pada operator seluler yang tarif nol rupiahnya hanya memanjakan pelanggan baru tapi tak boleh dinikmati oleh pelanggan lama.

Bagaimanapun, ini adalah perkembangan bagus. Dari sekedar menawarkan “ikan”, berkembang jadi menawarkan “kail”. Dari memperdayai manusia, mulai bergerak ke arah memberdayakan manusia.

Perkembangan yang baik ini harusnya mendapat pengarahan dan dukungan penuh dari kementrian Agama.

Pengarahan? Dukungan? Maksud lu, Guh?

Ya, supaya jangan sekedar jadi ajang promosi untuk merayu member baru. Umat setia yang sudah lama memeluk juga harus ikut menikmati.

Caranya?

Kementerian agama bisa bikin kompetisi terbuka. Setiap tahun bikin award untuk agama dan agamawan yang paling berhasil memajukan umatnya. Ya gimana caranya lah supaya para agamawan sibuk berlomba memprovokasi umat untuk maju dalam ekonomi, sains, teknologi maupun kesadaran.

Persaingan seperti ini akan mengarahkan energi religius umat dan agamawan ke arah yang positif. Energi yang tadinya terbuang sia-sia untuk tersinggung, marah, mengkafirkan atau menghalalkan darah, dapat diarahkan untuk hal-hal yang jauuuh lebih bermanfaat.

Jika kompetisi sukses tersosialisasi dan semua mengikuti, para agamawan tak kan punya waktu lagi untuk membuat permufakatan jahat demi menyingkirkan golongan lain lewat perbuatan-perbuatan keji. Tak punya waktu lagi untuk merencanakan terror dengan alasan membela agama. Semua akan terlalu sibuk berkreasi dan berkarya demi membuktikan bahwa umatnya yang paling maju berkat bimbingan agama yang paling membawa kebaikan. Jika di dunia sudah terbukti paling berkah, umat juga bakal lebih mudah percaya pada janji apapun yang baru terbukti di akhirat sono.

Konon Tuhan pernah bersabda: Kalau di dunia buta, di akhirat juga bakal buta. Bagi saya itu simbolis saja, karena gak mutu banget Tuhan yang keji pada orang cacat. Jadi Tuhan pasti setuju kalau saya bilang bahwa itu sabda maksudnya: Mereka yang di dunia membabi buta, di akhirat nanti juga sama. Begitu pula agama yang di dunia bikin susah rusuh madesu, nasib umatnya di akhirat juga sama aja. Sabda itu jelas untuk memperingatkan manusia agar hati-hati dalam mempercayai mulut mulut agamawan. Hati-hati dalam membabibuta meyakini perkataan orang yang hobi mengatasnamakan agama atau tuhan.

Awalnya mungkin saja kompetisinya berjalan norak. Setiap agama hanya berlomba untuk mensejahterakan umatnya sendiri sambil menganaktirikan golongan lain.

Tapi tak akan selamanya. Sebab tidak hanya cara promosi yang bervolusi, cara umat menilai juga pasti berevolusi.

Akan terjadi seleksi hingga yang tersisa hanyalah agama-agama yang percaya diri. Agama yang bersih dari sifat manja, yang tidak gampang tersinggung atau gampang merasa ternodai. Agama yang tersisa hanya yang memberdayakan umat, bukan yang memperdaya. Yang mencerdaskan dan memajukan, bukan yang membodohi dan mengadudomba. Dan di posisi juara sejati, pastilah sebuah agama yang membawa berkah bagi semesta alam. Agama yang berkahnya luas,  tidak sebatas memberkahi penganutnya saja, tapi juga memberkahi umat agama lain, bahkan yang tidak beragama dan anti agama sekalipun.

Agama yang kolot sensi manja pemarah, ngajak terror dan mengadudomba akan dilupakan dan jadi fosil tak berguna. Tercatat sebagai sejarah kelam umat manusia.

Itulah saat dimana para ateis, agnostik dan siapapun yang suka mengolok-olok agama akan gigit jari sampai giginya retak. Mereka akan terpaksa mengakui kenyataan bahwa agama ternyata bisa membawa kebaikan, bahkan malah mengakselerasi kemajuan umat manusia.

Gimana, gimana, gimana? Menurut Anda, ide macam ini bisa dong diusulkan ke menteri agama?

Mengapa Manusia Pamer Doa?

Kali ini saya ingin berbagi sebuah teori untuk menjawab apa yang ditanyakan judul diatas. Ditujukan untuk dibaca semua umur, terutama anak-anak yang kecanduannya belum permanen.

Jadi gini…

Jika meyakini bahwa Tuhan Maha Mendengar, Maha Mengetahui dan TelingaNya Lebih Dekat Dari Urat Leher manusia….

Mengapa manusia berdoa keras-keras dengan pengeras suara?
Mengapa manusia berdoa lewat wall facebook, twitter, blog, TV dll?
Mengapa manusia memamerkan doanya?
Kenapa ada doa yang dilakukan beramai-ramai dengan berteriak-teriak?

Ini penjelasannya:

Aksi macam itu didasari oleh kekecewaan. Mungkin bukan berupa kekecewaan yang disadari, tapi semacam awan pekat yang  menyesakkan di bawah sadar.

Manusia kecewa karena doanya tidak ditanggapi Tuhan. Lelah berkali-kali memohon dalam hati, Tuhan tak ada respon. Akhirnya manusia merasa perlu bikin aksi yang lebih menarik perhatian.

Saat kecewa pada layanan sebuah perusahaan, kita menulis curhat terbuka di media massa. Harapannya, setelah curhat diketahui banyak orang, perusahaan yang dikeluhkan memutuskan untuk menanggapi keluhan kita. Maka trik yang sama  kita terapkan dalam menghadapi Tuhan: Jika doa secara personal dari hati tidak ditanggapi, maka dilakukan publikasi doa. Doa dilakukan sedemikian rupa hingga diketahui banyak orang. Dengan harapan Tuhan jadi memperhatikan.

Jika setelah itu pun Tuhan masih tetap membandel tidak ada respon, maka tahapan berikutnya adalah melakukan demonstrasi. Melibatkan banyak orang yang punya keinginan sama.

Mirip rakyat yang mendemo penguasa yang tuli terhadap aspirasi rakyat, manusia ramai-ramai meneriaki Tuhan agar berbuat sesuai tuntutan umat. Bahkan dengan memanfaatkan teknologi terkini, aksi demo dapat disiarkan ke seluruh penjuru semesta agar tuntutan terhadap Tuhan mendapat perhatian dari khalayak yang lebih luas. Dengan publikasi yang dahsyat, diharapkan Tuhan tergerak untuk mengabulkan maunya umat.

Apakah cara-cara tersebut memang segitu ampuhnya? Silakan dibuktikan sendiri dengan eksperimen. Tentunya eksperimen yang jujur, tegas, adil dan tidak mengada-ada.

Ah, begitulah teori saya untuk menjelaskan kenapa manusia pamer doa. Jika anda punya teori yang lebih baik, atau malah trik berdoa yang lebih ampuh, jangan pelit untuk berbagi.