Tag Archive | teknologi

Orang Kaya, Gengsi dan Teknologi Primitif yang boros BBM

Menganggap boros tidaknya sebuah kendaraan tentu disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan kewajaran setempat. Di tempat yang rata-rata kendaraan dapat menempuh 10-14 Km hanya dengan 1 Liter, maka kendaraan yang hanya mampu 6-8 Km per liter itu termasuk teknologi primitif kurang ajar yang sudah ketinggalan zaman.

Sebaliknya, 2 km per liter akan dianggap wajar oleh mereka yang hobi guling-gulingan di comberan pakai jeep super mahal…. Tapi soal itu tak ingin saya mengomentari,  kelakuan macam itu sudah di luar nalar saya. Yang saya perhatikan itu mereka yang berkeliaran di jalanan umum itu lho…. Apa tak ada cara lain yang lebih cerdas untuk pamer kekayaan?

“Mobil aing kumaha aing lah, gw mampu beli bbm kok, kenapa lu usil? Ga usah pasang muka miskin deh, dasar lu miskin lahir batin!!”

BBM itu harganya semakin tinggi karena stoknya semakin langka, sedangkan yang butuh makin banyak, betul? Nah, aksi buang-buang BBM sekedar untuk pamer kekayaan itu bukankah justru membuatnya semakin langka dan semakin cepat habis? Yang mampu beli mungkin tak masalah, tapi yang kantongnya tipis?

“Ya salahnya kenapa miskin. Pasti malas belajar, malas kerja keras dan malas berdoa. Iya kan? Dasar miskin nyusahin”

Justru itu, orang kaya akan semakin kaya dan orang miskin semakin miskin karena akses terhadap energi yang penuh ketidakadilan. Ketika si kaya semena-mena buang BBM untuk pamer kekayaan, itu ikut membuat BBM semakin langka, semakin mahal dan semakin tidak terjangkau oleh si miskin.

Ya orang miskin juga tidak ada gunanya kalau terlalu banyak. Cuma bikin rusuh saja kan? Biar saja semakin miskin dan sekalian mati kelaparan. Biar jumlahnya tak kelewat banyak.

Wow, jahat sekali. Tapi walaupun Anda sejahat itu, janganlah terlalu eksplisit dalam mendukung pemiskinan, tidak perlu pamer kekayaan dengan buang-buang bensin di jalanan.

Kenapa tidak? Toh miskin-miskin itu tak ada yang sadar waktu gw  foya-foya menghamburkan bbm di depan muka-muka miskin mereka.

Karena Anda lebih pintar, lebih beretika dan lebih berpendidikan dari mereka? Lagi pula, cukup sedikit provokasi untuk menyadarkan orang miskin bahwa kendaraan boros Anda layak dibakar karena dianggap menghina dan mendukung aksi pemiskinan.

Hmm, tiba-tiba saya merasa perlu cari kendaraan yang lebih canggih dan efisien.

Tentu saja. Sebagai orang kaya yang berpendidikan, Anda bisa pamer kekayaan tanpa mendukung pelangkaan bbm maupun pemiskinan. Sudah banyak kok mobil lumayan mewah, sangat nyaman dan sangat irit.

Ada saran? Merk dan seri apa gitu yang bisa saya beli sore ini?

Ya gunakanlah kekayaan Anda untuk riset sedikit demi menjawab pertanyaan itu. Jangan seperti orang miskin informasi lah.

Eh, tapi itu di jalan juga banyak muka miskin berkeliaran naik motor yang super boros BBM. Gimana tuh?

Ya itu lah, mereka bukan cuma muka yang miskin, pendidikan dan kebijaksanaan juga masih miskin. Mereka ingin gaya-gayaan tapi ilmu tak cukup, akhirnya ditipu mentah-mentah oleh produsen-produsen yang jualan mesin primitif tapi berpenampilan menawan. Orang yang sudah kaya seperti Anda harusnya mampu berpikir secara lebih cerdas, tidak perlu jatuh ke dalam tipuan yang sama.

Itu lah tu. Coba lihat iklan motor. Cewe cantik dan homo ganteng lah dipajang-pajang, istilah-istilah  pseudoteknis lah diuntir-untir. Padahal cukup pamer max speed, max power dan berapa km/liter bbm yang diperlukan dalam menikmati semua itu.

Benar, selain handling dan kenyamanan yang harusnya dipamerkan lewat test drive. Dan penampilan juga penting sih, walau bukan terpenting.

Habis orang miskin mau membanggakan apa lagi kalau bukan penampilan? Uang, pendidikan, kebijaksanaan, karya? Kan miskin. Lagian kalau orang kaya beneran ga mungkin lah tergoda untuk pamer-pamer. Yang butuh pamer kan yang masih butuh pencitraan biar laku jual diri atau yang masih kuatir soal masa depan. Yang sudah kaya bakal terlalu sibuk berkarya, bukan cuma bekerja atau jual diri.

Kurang ajar, kamu nyindir  eh?!?!

Bukan gitu, maksud saya, kasih contoh lah. Jangan cuma kaya di duit, tapi juga kaya di kebijaksanaan dan kecerdikan. Jadilah teladan. Kalau semua orang sekaya Anda berhenti beli mesin-mesin primitif yang boros bbm, produsen dan penjual juga akan terpaksa mengembangkan teknologi agar lebih efisien.

Bandingkan dengan teknologi komputer, 3 juta perak beberapa tahun lalu cuma bisa beli komputer secepat 33 MHz, sekarang dengan rupiah yang sama kita bisa dapat lebih dari 2000 Mhz, multi-core pula. Tapi teknologi mesin dari merk-merk terkenal itu, apa yang mereka capai? Sebenarnya mereka itu jualan mesin canggih apa cuma jualan gengsi yang ilusif?

“Hmm… persuasif. Baiklah, sebagai orang kaya kita sebaiknya memang punya kelakuan yang berbeda dari orang miskin. Mari kita jadi contoh dan teladan yang baik”

Hoho, setuju banget gan!.

Btw, penonton, pakai kendaraan boros atau irit? Seliter berapa meter? Pakai merk dan tipe apa? Ngerasa miskin atau kaya? Kelakuan gimana? Hehe.

Dia Yang Keempat

Beberapa hari sebelum kemarin saya khilaf, lupa mencabut kabel telepon karena berangkat dengan terburu-buru. Malam harinya modem ADSL ditemukan sudah dalam keadaan tewas. Jenazah mengeluarkan bau hangus dan jika dikocok seperti ada kerikil di dalamnya. Lagi-lagi tersambar petir.

Solusi yang terpilih adalah jalan-jalan ke basement Jambu Dua dan meminang pasangan baru. Mbak Ulan buka harga 300. Turun ke 285 setelah ditanya apakah harga boleh ditawar. Langsung saya peluk dan bawa pulang karena malas tawar-menawar lagi.

Jadilah sejak pakai Speedy, saya punya modem sebanyak empat biji. Jumlah yang religius sekali bukan? Perkenalkan, yang paling atas itu yang adalah paling muda, masih seksi, wangi dan bugar. Tiga biji yang bawah itu sudah jadi mayat. Yang paling bawah itu dapat gratis dari Speedy. Umurnya paling singkat. Belum sebulan sudah jadi mayat.

Sebuah lubang tidak diperosoki keledai yang sama sampai dua kali. Tapi bagaimana jika jumlah keledainya banyak dan masing-masing keledai terperosok satu kali?  Jadi sebelum menemukan anti petir saya tidak akan pulang. Anehnya benda itu tidak dijual oleh toko-toko komputer di situ. Mungkin kah mereka tak akan menjual apapun yang bisa menurunkan angka penjualan? Hanya tuhan mereka dan mereka sendiri yang mengetahui alasan sebenarnya.

Dia yang dirindu ternyata menanti di kios peralatan listrik. Judulnya Lightning & Surge Protector. Buka harga 50 ribu Rupiah. Konstruksinya sangat tidak rapi, isinya terlalu besar jadi casingnya cacat, tidak ada garansi, dan si penjual ragu apakah itu bisa dipakai untuk melindungi modem. Tetap juga saya ajak pulang dengan mahar 40 ribu Rupiah.

Penasaran dalamnya seperti apa, sampai dirumah saya telanjangi pelan-pelan.

Begitu melihat isinya, saya semakin sadar bahwa saya masih buta elektronik. Jadi saya tutup kembali serapih yang saya bisa dan memasangnya sebelum splitter. LED merah menyala redup setelah terpasang dan berkedip-kedip terang saat ada telpon masuk. Lucu.

Tapi bagaimana efeknya pada koneksi internet? Jika gerakan manusia yang diberi rompi anti peluru jadi lebih lamban karena beban, apakah jalur elektrik yang diberi perlindungan juga menderita gangguan? Daripada beranalogi konyol, lebih baik langsung dicoba saja…

Tanpa anti petir seperti ini:

Dengan anti petir seperti ini:

Dan tetap saja saya tidak mengerti perbedaan angka yang sedikit itu tafsirnya gimana. Internet tetap bisa nyambung. Rasanya untuk internetan juga sama-sama lambat. Untuk download video Ariel-Luna juga sama lama.

Karena tampak tidak mengganggu kenyamanan, alat aneh itu tetap saya pasang. Kesaktiannya dalam melindungi peradaban manusia dari Petir baru akan terbukti pada event “lupa nyabut” berikutnya. Kalau nanti ternyata tetap jebol, semoga ada pilihan ISP lain yang lebih aman.

Semoga di masa depan yang tidak terlalu lama, para Petinggi Telkom Speedy bisa punya ide untuk menyertakan bonus anti petir dalam paket produknya, atau sekalian menyertakan modem yang kebal petir.

mencari nafkah dari mempersulit hidup orang lain

Dengan memanfaatkan teknologi, sebuah kantor lembaga pelayanan warga bisa jadi lebih efisien. Tapi para pimpinan lembaga selalu menunda penggunaan teknologi. Sepertinya beliau takut jika efesiensi kantor meningkat, pekerjaan akan selesai dalam waktu yang jauh lebih singkat, lebih murah dan jumlah karyawan yang dibutuhkan juga lebih sedikit. Banyak orang akan menganggur karena tenaganya tak lagi terpakai. Percaloan dan suap-menyuap yang terhenti juga akan menghentikan aliran upeti pungli.

Dilihat dari mata para pemimpin, para pekerja dan para calo, teknologi adalah ancaman. Mengikuti kemajuan teknologi berarti banyak yang akan kehilangan nafkah.

Namun jika dilihat dari kepentingan warga yang jumlahnya ribuan kali lebih banyak? Seharusnya sudah bisa menikmati pelayanan yang jauh lebih baik dan lebih nyaman, tapi semua terpaksa tetap menderita, harus ngantri, dipingpong, dipungli dan dipermainkan agar segelintir orang tetap bisa makan dan mendapat penghidupan.

Kaum yang hidup dari menyulitkan orang lain ini akan terus melestarikan cara-cara lama supaya tetap bisa makan. Mengharapkan mereka berubah dengan sendirinya bisa jadi mimpi yang tak akan kesampaian.

Resep untuk Indonesia yang Sejahtera

Sebuah resep untuk meminimalkan korupsi, memaksimalkan pengembangan teknologi dan memperbaiki kesejahteraan hampir semua orang.
baca selengkapnya