Tag Archive | nafsu

Niat Ingsun Tidak Puasa Sebulan Penuh

Sebuah niat yang saya persiapkan untuk menyambut bulan puasa:

Dengan  menyebut-nyebut nama Tuhan Yang Maha Baik…

Saya berniat untuk tidak puasa sebulan penuh.

Jika nanti saya ditimpa tatapan sinis, nasihat maupun cercaan dan penghakiman dari manusia-manusia yang karena puasanya jadi merasa lebih suci dari manusia yang tidak berpuasa, maka saya akan menerimanya dengan penuh hormat, sabar dan kesadaran… Karena dulu sewaktu saya puasa juga sering merasa lebih agung dari yang tidak berpuasa.

Menyambut kebisingan yang pasti meningkat dalam bulan ini, saya bertekad untuk berprilaku lebih hening dan tidak ikuti-ikutan menyumbang polusi suara. Saat calon-calon teroris cilik berlatih meledakkan petasan, dengan penuh kesabaran saya akan didik sifat kanak-kanak dalam diri agar saya tidak tergoda ikut-ikutan. Saya juga bertekad untuk tidak lagi memainkan gas secara kampungan, tidak membunyikan klakson secara barbar serta mengganti muffler dengan yang sesuai standar. Saya akan berhenti memuji Iblis / Tuhan dengan cara yang bising, kalau memang harus ya cukup secara personal dan dalam hati saja.

Menyambut keserakahan dan hawa nafsu yang akan semakin liar karena puasa,  jika dulu rumah tangga jadi semakin rakus dan melipatgandakan dosis shoppingnya, maka sekarang saya akan belanja secara sederhana dan justru jadi lebih selektif.  Daripada menghamba pada nafsu mata, nafsu lidah dan nafsu perut…  saya akan jadi lebih pemilih dan peduli pada kandungan nutrisi dan ingredients-nya. Memangsa makanan secara beradab tanpa menyiksa diri,  demi tubuh yang lebih sehat dan pikiran yang lebih tenang.

Dalam masalah belanja, saya akan prioritaskan beli dari warung-warung terdekat dan pasar tradisional. Jika warung/pasar itu karena ketololan dan keserakahannya menjual barang kadaluarsa atau palsu, hingga saya terpaksa harus ke minimarket, maka saya prioritaskan minimarket yang sahamnya masih dimiliki orang-orang lokal. Begitu pun kalau harus supermarket/mahamarket, prioritasnya adalah yang dimiliki individu lokal, bukan milik korporasi multinasional. Harga beda dikit ndak masalah, wong saya juga pernah tahu rasanya dagang kurang modal.

Di akhir bulan, saya tidak akan ikut-ikutan mayoritas beriman yang menguras tabungan hanya untuk beli pakaian-pakaian baru, membiayai penampilan keren demi gengsi dan merayakan kemenangan palsu dalam kesia-siaan. Saya akan memilih sesat dengan tetap menggunakan semua pakaian yang masih layak pakai.

Semoga setelah itu saya bisa jadi lebih baik dan tidak lagi menurut membabibuta pada tradisi dan ajaran yang tidak relevan lagi.

Gimana… Ada yang perlu dibenarkan? Masih ada beberapa hari untuk memperbaiki niat.

Untuk memanusiakan atau melestarikan kehewanian?

Kakek Girang (AKeGi) : Badan cewe itu harus dibungkus, jangan ngumbar aurat gitu!

Cucu Jahanam (UCuHa): Kenapa?

Akegi : Supaya tidak memicu maksiat. Menggumbar aurat itu mengundang syahwat, kalau kamu diperkosa lelaki gimana?

Ucuha : Lho, kenapa bukan lelaki saja yang diajari mengendalikan nafsu?

Akegi : Tidak semua lelaki bisa mengendalikan nafsu, kalau kamu ketemu orang-orang yang prilakunya seperti binatang, gimana?

Ucuha : Ya sekarang lelakinya gimana, mau milih jadi manusia atau jadi binatang?

Akegi: Kamu itu, dikasih tau kok ngeyelan. Aturan suci itu diturunkan Tuhan untuk melindungi perempuan dari binatang-binatang berwujud manusia yang suka memperkosa wanita pengumbar aurat!

Ucuha : Ya harusnya tujuan Tuhan bikin aturan suci itu, untuk membuat manusia binatang jadi beradab. Supaya mampu mengendalikan nafsu dan tidak sembarangan memperkosa hanya karena definisinya tentang aurat tidak dihormati. Harusnya memberdayakan lelaki supaya kuat mengendalikan diri, bukan malah mendukung ketidakberdayaannya dalam mengendalikan selangkangan.

Akegi : Heh, apa maksud kamu?

Ucuha : Ya kalau nggak mampu mengendalikan diri, itu yang harus dicari sebabnya, dipelajari caranya supaya jadi mampu. Bukan malah menyalahkan perempuan. Bayangkan, suatu kaum yang selalu tergoda makan mie rebus setiap menghirup baunya. Nggak ikut ngerebus, nggak beli, tapi langsung saja nimbrung ikut makan. Tuhan umat seperti ini pasti akan menurunkan ayat yang mewajibkan  setiap mie instan harus ditutupi supaya baunya tidak kemana-mana.

Akegi : Kamu jangan sok tahu. Tuhan itu maha tahu. Aturan ini bikinan Tuhan lho. Asli. Asli banget. Kamu harus percaya! Jangan kurang ajar!

. . . . . . . . .

Dialog diatas adalah hasil mencuri dengar yang sudah dimodifikasi. Untung mencuri dengarnya tidak sampai selesai. Andai  hukuman untuk ‘mencuri dengar’ adalah potong kuping, maka hukumannya bisa dikurangi sampai jadi hukum tindik saja.

Alasan yang baik untuk putus baik-baik

  • Menemukan pasangan yang lebih baik
  • Memilih yang lebih lebih beragama
  • Ketemu orang yang lebih dekat dengan tuhan
  • Mendapatkan pasangan baru yang alat kelaminnya lebih memuaskan
  • Menemukan yang lebih kaya
  • Menemukan yang lebih giat bekerja dan menjanjikan
  • Menemukan yang lebih pintar
  • Bosan
  • Tidak ada kemajuan
  • Harus menghentikan hubungan yang ternyata tak bisa diharapkan
  • Kamu ternyata tidak berharga
  • Kamu ternyata hanya buang-buang waktu saya
  • Kamu ternyata tak pantas dicintai
  • Apalagi?