Tag Archive | toa

5 Pertanyaan Tentang Ulama dan Pesan Sponsor

  1. Jika saya adalah seorang kapitalis bukan yahudi yang kaya raya dari jualan barang adiktif yang merusak kesehatan, bagaimana hukumnya itu kekayaan yang saya miliki, halal atau haram?
  2. Bolehkah atau pantaskah jika sebagian kekayaan itu digunakan untuk mensponsori kegiatan dakwah agama?
  3. Jika boleh, bolehkah saya menyumbang agama dengan uang hasil jualan narkoba, atau hasil korupsi?
  4. Apa pantas ulama yang baik mempromosikan sebuah brand yang cari uang dengan menjual produk yang merusak kesehatan?
  5. Kalau tidak secara langsung gimana hukum dan etikanya? Misalnya saya punya pabrik candu merek PUTAWALAH yang terkenal ke seantero jagat sebagai pabrik candu paling nasionalis karena paling banyak mempekerjakan kaum miskin sebagai kuli (sekaligus sebagai konsumen setia). Semua orang tahu kalau Putawalah pabrik candu, otak masyarakat sudah mengasosiasikan kata Putawalah = Candu surgawi. Nah, suatu hari saya bikin “PUTAWALAH Foundation” yang saya akui tak punya kaitan sama sekali dengan pabrik candu. Kegiatannya bagi-bagi beasiswa dan menyeponsori berbagai kegiatan termasuk agama. Entah kenapa, kata “Putawalah” sengaja saya tulis lebih mencolok di setiap penampilan, padahal saya tulus ndak niat iklan sama sekali. Nah, jika saya ingin iklankan yayasan saya itu di rumah ulama, hukumnya gimana? Apakah ulama yang baik akan merestuinya? Bukankah itu sama saja mempromosikan brand PUTAWALAH secara terselubung dan mendukung kelestariannya?

Pertanyaan-pertanyaan itu sebenarnya berawal dari bisingnya masjid.

Lho, kok bisa?

Jadi ceritanya sore tadi, seperti biasa saya terganggu oleh ritual TOA sebelum magrib. Saat itu beberapa orang di beberapa masjid yang berbeda tapi lokasinya berdekatan, dengan sengaja dan bersama-sama melawan anjuran Quran 7:55 dan 7:205, mereka justru melakukan kebalikan dari apa yang dianjurkan: Memamerkan puja-puji terhadap Allah secara sangat berlebih-lebihan, dengan TOA yang disetel keras sekali sampai mengganggu warga sekitar.

Terpikir untuk untuk mengadukan masalah itu pada MUI.

Sialnya, walau sekarang sudah tahun 2012, situs Majelis Ulama Indonesia belum mau menyediakan halaman tanya jawab… yang bisa dimanfaatkan umat untuk bertanya. Masih khas ulama jadul, satu arah, cuma ingin didengar tanpa mendengar. Yang terkesan si begitu, hehe.

Lalu saya ingat almarhum Gus Dur, saya ingat dulu jaman beliau jadi presiden berani gelar open house dan merakyat banget, berani dengar keluhan dan pertanyaan dari rakyat. Konon beliau pemimpin NU, nah, mungkin situsnya NU juga lebih merakyat dan lebih dekat dengan umat.

Lagi-lagi saya sial, tidak ada juga halaman untuk umat mengajukan pertanyaan. Bahkan ketika saya memaksakan diri untuk titip pertanyaan di artikel  “Hukum Bersetubuh Bersama-sama”, hasilnya cuma tampilan “parsel error” dan pertanyaanpun gagal diajukan.

Cari-mencari, akhirnya saya melihat ke bagian header dan JREEENGG!!!

Iklan di kanan atas itu, masih terkait rokok kan?

Tampaklah itu Djarum Foundation iklan banget di header situs ulama. Dan muncul deh pertanyaan-pertanyaan seperti barusan.

Karena tidak menemukan tempat bertanya, akhirnya saya tulis saja semua pertanyaan itu di sini. Cuma bertanya lho, tidak usah tersinggung, apalagi menuntut saya dengan hukuman seumur hidup karena pencemaran nama baik.

Semoga pertanyaan-pertanyaan tersebut bermanfaat dan dapat terjawab, sehingga dapat membantu meningkatkan daya kritis umat, agar tidak terlalu mudah dibodohi oleh pihak-pihak yang sangat berorientasi profit hingga bersedia mengorbankan apapun demi duit..

Amin.

Jadi sekarang kita harus mengadu kemana nih soal penyalahgunaan TOA?

Dakwah Jumat: 4 Penyebab Rumah Ibadah jadi KORUP

Tadinya saya ingin menulis tentang langkah berani para anggota dewan perwakilan yang mulai ngeblog. Tapi karena blog mereka masih saja kosong (sekosong apa hayo?), maka saya yang religius, berbau agama dan memancarkan cahaya iman ini memilih topik lain yang lebih bermanfaat untuk umat di hari jumat. Sebuah dakwah.

Dan inilah dakwah Jumat kali ini: Baca Selengkapnya..

Awas Bahaya Rumah Ibadah Hasil Korupsi

Banyak agama mengaku ingin menciptakan manusia yang perilakunya membawa kebaikan bagi sesama maupun lingkungannya secara menyeluruh. Rumah-rumah ibadah dibangun (mestinya) juga untuk memudahkan tercapainya tujuan tersebut.

Tapi apakah proses pembangunannya bebas dari aksi korupsi?

Uang yang dipakai membangun, mungkinkah sumbangan dari koruptor? Perijinan untuk membangun, mungkinkah memalsukan persyaratan, atau malah tanpa ijin sama sekali? Tanah yang dipakai, mungkinkah menindas batas hak orang lain? Gangguan yang ditimbulkan ketika maupun setelah pembangunan, mungkinkah mengkorupsi kenyamanan dan ketenangan warga sekitar? Teliti dan waspadai karena setan korupsi selalu datang dengan langkah-langkah kecil untuk menyelinap dari berbagai sisi.

Kita harus selalu peduli karena berbagai akibat yang sangat mengerikan dapat mun Baca Selengkapnya..