Setelah Earth Hour, lalu apa?

  • Memproduksi sel matahari secara massal, agar harganya terjangkau. Kalau bisa setiap atap dan jendela rumah/perkantoran dilapis bahan ini. Setidaknya siang hari kita tak perlu minta listrik pada PLN.
  • Serius mengembangkan pembangkit listrik bertenaga hidrogen. Beberapa operator seluler sudah menggunakannya untuk sebagian BTS mereka. Jika ternyata hidrogen bisa dipisahkan dari air dengan sedikit listrik, maka listrik itu bisa didapat dari sel matahari. Siang hari kita bisa membuat hidrogen, menyimpannya dalam tabung-tabung, untuk digunakan setiap malam atau saat matahari kurang cerah.
  • Memilih Pemimpin yang mau serius memperjuangkan energi alternatif, tapi tidak melulu lari ke nuklir ;)
  • Serius menyediakan jalur sepeda untuk para ‘biker to work’, termasuk parkir dan kamar mandi umum biar kantor ga bau keringet. hehe
  • Pakai kendaraan ber cc kecil saja, walau mampu bayar bensinnya kita alihkan saja dana tersebut untuk hal yang lebih earth friendly
  • Sebelum tidur matikan komputer semuanya, jangan hanya monitor. Tak perlu download hal-hal yang tidak berguna, seperti porno,  dakwah kebencian, maupun game-game bajakan. Waktu yang jadi luang karena absennya hal-hal tersebut bisa digunakan untuk belajar atau bereksperimen terkait energi alternatif.
  • Mengajak para pendakwah agama, agar memprovokasi umatnya untuk berlomba-lomba mencipta inovasi dan mengembangkan teknologi terkait energi alternatif. Adakan sayembara, agama yang umatnya berhasil menemukan teknologi aplikatif untuk energi alternatif, mendapatkan hadiah berupa label “agama canggih yang ajarannya masih relevan, mencerdaskan umat dan bersahabat dengan bumi” :D

Menurut ANDA, sebaiknya apa lagi yang harus dilakukan?


* Posting ini dibuat setelah membaca pertanyaan Jazzadict dalam plurknya.

Tag:, , , , ,

24 responses to “Setelah Earth Hour, lalu apa?”

  1. ManusiaSuper says :

    Menswastakan penyediaan listrik? Mengingat apapun yang dimonopoli negara ini ternyata berantakan?

    • Guh says :

      Errr, saya lebih suka kalau semua sumber daya alam yang menguasai hajat hidup orang banyak, dikuasai oleh negara. Bukan kapitalis pemilik modal. Apalagi dari asing. *inget botolisasi air dan pertambangan*

      Gimana kalau membuat PLN lebih transparan, membantai para koruptornya, menyingkirkan para pembuat kebijakan yang terbukti konyol, dan membiarkan publik ikut mengawasi kerja mereka.
      *ngomong gampang*:P

      • ManusiaSuper says :

        Tapi setelah dilihat secara sedikit lebih objektif *apapulabahasakuini*, semua yang dimonopoli negara memang cukup amburadul mas, listrik, telfon (dulu jamannya telk*m berjaya), BBM, pemilu :P …

  2. Emanuel Setio Dewo says :

    Jangan lupa penelitian untuk pembangkit tenaga suara, angin, gelombang laut, dll yang tidak memerlukan bahan bakar. Dengan meningkatkan efisiensinya kelak akan menjadi pembangkitan utama.

    Ini akan lebih earth friendly lagi.

  3. Emanuel Setio Dewo says :

    kelupaan footernya:

    (* sok tahunya diriku… *)

  4. CY says :

    Ada hal yg lebih penting Guh, Meng-audit pengadaan suku cadang PLN, bandingkan antara stok fisik dgn data apakah sesuai hehehe…

  5. dnial says :

    Nuklir itu paling murah dan aman sebenernya. Cuman orang sudah terpengaruh FUD (Fear Uncertainty Doubt) duluan.

    • Guh says :

      Tentu saja saya takut. Bendungan jebol, sekian ratus orang mati. Tapi daerah yg kena bencana masih bisa dihuni, anak-anak yg selamat tidak melahirkan mutan.
      Lha kalo kontainer PLTN jebol? Sampai berapa lama efek kesialan harus dirasakan?

  6. scouteng says :

    adakan hari ditidur dunia mungkin selama 24 jam manusia tidr, kayk matika lampus. otomatis jalan akan sepi dan aktifitas lainnya berkurang. emisi gas juga akan berkurang, penggunaan energi berkurang. biarkan hutan terus tumbuh dengan tenang selama sehari..

  7. Dhil says :

    IMO gaji anggota Dewan yang (katanya) terhormat itu baiknya dipotong 50 persen sahaja, dan dana dialokasikan untuk pengembangan energi alternatif.
    Ya sejujurnya saya pun punya obsesi jadi menristek :D . Doakan saya ya Mas agar diterima di Teknik Elektro UGM. Semoga niat saya mewujudkan Indonesia yg lebih baik bisa terwujud, Amin.

  8. tukangobatbersahaja says :

    Bangun tidur 1-2 jam lebih pagi dari biasanya. Rasakan deh…

  9. almascatie says :

    1. bersihkan sungai kali dari sampah yang merajalela
    2. rumah ibadah yang deket ama kali tapi kalinya kotor di kasih label agama yang …. *labelnya masih dipikirkan*

  10. CY says :

    @Dnial
    Wah, kalo di Indonesia jgn coba2 pake PLTN deh. Dari komentar saya terdahulu anda akan bisa menyimpulkan kenapa saya sangat2 meragukan keamanan PLTN di Indonesia. Seperti kata Guh, kalo kontainernya jebol matilah kita.

    Kalo Indonesia pake PLTN dan saya punya duit lebih pasti segera pindah ke luar negeri, kalo bisa ke negeri yg jaraknya 5 jam pesawat dari Indo. Kalo ga punya duit ya pasrah deh… hihihi

    *berdoa spy jgn pake PLTN, sebelum semua “lintah” itu dibersihkan*

    • dnial says :

      Kasus PLTN itu mirip dengan pesawat terbang. Asal semua regulasi dipenuhi maka akan aman. Berita kecelakaan pesawat dan bocornya PLTN terlalu dibesar-besarkan karena memang jarang terjadi. Padahal pesawat itu secara statistik jauh lebih aman dari bus atau kereta. Begitu pula PLTN, yang bahkan lebih hijau dari PLTU.

      Salah satu syarat menjadi staff (atau level inspektur ke atas ya aku lupa) PLTN adalah wajib tinggal dalam radius 5 KM dari situs PLTN (CMIIW). Setahuku itu peraturannya Badan Atom Internasional.

      Bisa kita asumsikan, pekerja PLTN punya motivasi lebih untuk memastikan PLTN itu aman. Kecuali kalau pekerja PLTN itu Homer Simpson. :P

      Tapi, kalau ada sumber alternatif lain yang lebih murah seperti Panas Bumi atau PLTA atau energi surya, ya layak dicoba.

      • Guh says :

        amin!

        semua kalau sesuai regulasi pasti aman. saya cuma takut kalau saat error terjadi, bencana setelah nuklir itu efeknya lebih lama daripada yang lain.

    • Guh says :

      Tidak sekedar mati, tanah kematian itu akan dipenuhi radiasi dan memutasi siapapun yang bersenang2 diatasnya. Anak cucu yang selamat juga jadi mutan semua :P

      • R.M ARIEF Lelanang ing Jagad says :

        Memang energi nuklir bisa jadi pembangkitan energi listrik massal paling efisien, tapi resikonya tinggi banget terhadap keselamatan jiwa manusia.
        Setelah baca2, ternyata lokasi kecelakaan PLTN lebih mematikan dari bom atom dan menjadi kuburan massal beradiasi aktif.

Tinggalkan Balasan ke ManusiaSuper Batalkan balasan